Contoh PTK Terbaru 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, devinisi istilah.
1.1. Latar Belakang
Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia diri yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai anak usia prasekolah. Perkembangankecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian/ kajian yang dilakukan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang Diknas tahun 1999 menunjukkan bahwa hampir pada seluruh aspek perkembangan anak yang masuk TK mempunyai kemampuan lebih tinggi daripada anak yang tidak masuk TK di kelas I SD Data angka mengulang kelas tahun 2011/2012 untuk kel as I sebesar 10.85%, dan kelas IV sebesar 0,42%. Data tersebutmenggambarkan bahwa angka mengulang kelas I dan II lebih tinggi dari kelas lain.
Diperkirakan bahwa anak-anak yang mengulang kelas adalah anak– anak yang tidak masuk pendidikan prasekolah sebelum masuk SD. Mereka adalah anak yang belum siap dan tidak dipersiapkan oleh orangtuanya memasuki SD. Adanya perbedaan yang sebesar antara polapendidikan di sekolah dan di rumah menyebabkan anak yang tidak masuk pendidikan taman kanak-kanak (prasekolah) mengalami kejutan sekolahdan mereka mogok sekolah atau tidak mampu menyesuaikan diri sehingga tidak berkembang secara optimal. Hal ini menyesuaikan diri sehingga tidak dapat berkembang secara optimal. Hal ini menunjukkan pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak usia prasekolah.
Usia 4-6 tahun, merupakan peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagi upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masapeka adalah masa terjasinya pematangan fungsi–fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalammengembangkan kamampuan fisik,kognitif, bahasa,sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni moral,dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Peran pendidik (orang tua, guru dan orang dewasa lain) sangatdalam upaya pengembangan potensi anak 4-6 tahun. Upayapengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengenai dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Atas dasar hal tersebut di atas,maka kurikulum yang dikembangkan disusun berdasarkan karakteristik anak dalam rangka mengembangkan seluruh potensi anak.
Pendidikan bagi anak usia dini tidak pernah surut dengan perkembangan permasalahan, model pemecahan serta inovasi untuk mengambil peranan dan tanggungjawab bagi masa depan kemanusiaan, sebab anak merupakan asset masa depan bagi kemanusiaan, mereka yang muncul sebagai pemimpin yang mengemban nilai-nilai kemanusiaan. Tumbuh kembang seorang anak menjadi tanggung jawab setiap orang yang memandang masa depan dengan penuh tantangan yang beragam. Anak memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan guna memikul tanggung jawab di masa mendatang. Potensi ini meliputi seluruh aspek yang ada dalam diri anak baik moral, pengetahuan, ketrampilan dan sikap termasuk akal pikiran yang merupakan anugrah terbesar manusia dari Tuhan di banding makhluk hidup yang lain.
Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menjelaskan secara jelas batasan tentang pendidikan anak usia dini dalam penjelasan pasal 28 ayat (1) : bahwa Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan (tahun dan bukan merupakan persyaratan untuk mengikuti pendidikan dewasa). Pendidikan di Taman Kanak-kanak dilakukan dengan pendekatan ”bermain sambil belajar” atau belajar seraya bermain” dengan tujuan menimbulkan rasa senang pada anak bagaimana karakteristik anak usia dini. Program Kegiatan di Taman Kanak-kanak di laksanakan dengan tujuan program (Depsikbud, 1994:158) ”untuk membentuk melakukan dasar arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang di perlukan oleh anak dalam menyesuaikan dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. ”Pendidikan di taman kanak-kanak di kembangkan dengan berdasar pada teori pembelajaran yang menggunakan prosedur dan strategi ilmiah untuk belajar di antaranya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang dapat diterapkan di Taman kanak-kanak adalahmetode yang sesuai untuk belajar usia dini. Dalam bukunya tentang metode pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Dari berbagai metode dalam pendidikan anak usia dini nampak bahwa salah satu metode yangdipergunakan adalah metode bercerita yang sesuai dengan tujuan pengembangan anak di Taman Kanak-kanak.
Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-kanak melalui cerita yang disampaikan secara lisan (Moeslichatin, 1996:1940). Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. Dengan demikian bercerita dalam konteks komunikasi dapat dikatakan sebagai upaya mempengaruhi orang lain melalui ucapan dan penuturan tentang sesuatu (ide). Sementaradalam konteks pembelajaran anak usia dini bercerita dapat dikatakan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan kemudian menuturkanya kembali dengan tujuan melatih anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan. Kegiatan bercerita memberikan sumbangan besar pada perkembangan anak secara keseluruhan sebagai implikasi dari perkembangan bahasanya sehingga anak akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan aspek perkembangan yang lain dengan modal kemampuan berbahasa yang sudah baik.
Pendidikan yang dilakukan pada anak usia dini pada hahekatnya adalah upaya memfasilitasi yang sedang terjadi pada dirinya. Perkembangan anak usia dini merupakan kesadaran dan kemampuan anak untuk mengenal dirinya dan berinteraksi dengan lingkungannya seiiring dengan pertumbuhan fisik yang anak alami.
Kemampuan guru Taman Kanak-kanak untuk mengembangankan perkembangan bahasa anak didiknya yang dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya melalui metode bercerita yang digunakan dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Dari uaian latar belakang di atas maka dianggap perlu melakukan penelitian ”Upaya Meningkatkan Perkembangan Bahasa pada Anak Kelompok B Melalui Metode Bercerita di TKK Karitas II Surabaya tahun peljaran 2009/2010 ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, diperolehrumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana rencana pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B, di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/ 2010?
1.2.2 Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B, di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/ 2010?
1.2.2.1 Bagaimana aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita pada anak kelompok B, di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/ 2010?
1.2.2.2 Bagaimana aktivitassiswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita pada anak kelompok B, di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/ 2010?
1.2.2.3 Apa saja faktor penghambat pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita pada anak kelompok B, di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/ 2010?
1.2.2.4 Apa saja fantor pendukung pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita pada anak kelompok B, di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/ 2010.
1.2.3 Bagaimana meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/2010?
1.2.4 Bagaimana meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/2010?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Mendeskripsikan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita dalam rangka meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/2010.
1.3.2 Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita dalam rangka untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/2010.
1.3.2.1 Mendeskripsikan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita dalam rangka dalam rangka untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/2010.
1.3.2.2 Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita dalam rangka dalam rangka untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/2010.
1.3.2.3 Mendeskripsikan faktor penghambat dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita dalam rangka dalam rangka untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/2010.
1.3.2.4 Mendeskripsikan faktor pendukung dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita dalam rangka dalam rangka untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/2010.
1.3.3 Mendeskripsikan kesalahan berbahasa pada anak kelompok B sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/2010.
1.3.4 Mendeskripsikan kesalahan berbahasa pada anak kelompok B setelah pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/2010.
1.4.Manfaat Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktis, secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan konsep pembelajaran berbahasa dengan menggunakan konsep pembelajaran berbahasa dengan menggunakan metode bercerita, sedangkan secara praktismanfaat penelitian ini antara lain:
1. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan mengajar guru di kelas, serta menambah wawasan bahwa bercerita dapat digunakan untukpembelajaran berbahasa.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan perkembangan bahasa dengan menggunakan metode bercerita.
3. Bagi sekolah diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung terutama masalah meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B di TKK Karitas II Surabaya tahun pelajaran 2009/2010.
4. Bagi peneliti,dapat menjadi pedoman dalam penelitian selanjutnya.
1.5. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B di TKK Karitas II Surabaya tahun pengajaran 2009/2010.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Bahasa dan Perkembangan Anak
Musfiroh mengatakan bahasa metode bercerita adalah salah satumetode yang dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak, yaitu melalui perbendaharaan kosa kata yang sering didengarnya. Semakinbanyak kata yang dikenalknya, semakin banyak juga konsep tentang sesuatu yang dikenalnya (Musfiroh, 2005:79).
Menurut Kusnaini (2004) metode bercerita pada usia dini bertujuan, agar anak mampu mendengar dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, ia dapat bertanya apabila tidak memahaminya dan selanjutnya ia dapat mengekspresikan terhadap apa yang diceritakannya.
Sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat laun di laksanakan. Dimana menurut Kusnaini (2004) metode bercerita mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Melatih daya tangkap anak.
b. Melatih daya pikir anak.
c. Melatih daya konsentrasi.
d. Membantu perkembangan fantasi atau imajinasi anak.
e. Menciptakan suasana yang menyenangkan dan akrab di ruang kelas.
Menurut Moeslichatoen (2004) guru dapat memanfaatkan bercerita untuk menanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan. Kegiatan bercerita memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor, bila anak terlatih untuk menjadi pendengar yang kreatif dan kritis. Guru yang pandai bercerita akan menjadikan perasaan anak larut dalam kehidupan imajinatif dalam bercerita tersebut.
Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar

  • Daftar Isi





    About Me

    Followers

    Labels